Pages

Saturday, March 31, 2012

*sambungan dari ....
BAB I
SEKILAS SEJARAH KELUARGA KAROLUS WIRYOGUNO



D. Yosibah Dayirah

Kisah perjalanan dan pekerjaan Karolus Wiroguno sungguh luar biasa. Meskipun demikian dalam kehidupan berumah tangga dengan Supinah ( Yosefina ) dia belum dikarunai anak. Bahkan sampai pada tahun 1852 Supinah meninggal dunia karena wabah kolera, keluarga ini belum juga mendapat anak. Kesedihan hati sepeninggal isteri tercinta mempengaruhi suasana kehidupan keluarga besar Cokrokusumo. Ibu Dorkas dan adik akaknya tidak bosan untuk menemani dan menghiburnya. Karolus berfikir bahwa hasil kerjanya seakan tidak ada gunanya.

*sambungan dari ....
BAB I
SEKILAS SEJARAH KELUARGA KAROLUS WIRYOGUNO



C.     Hutan Dagangan dan Hutan Keracil

1.      Membuka Hutan Tahap I

Untuk membuka hutan yang sangat luas, tidak bisa dilakukan dengan menebang pohon sendiri-sendiri tanpa perencanaan dan kerjasama. Oleh karena itu Karolus Wiryoguno berunding dengan Ditoruno. Pembukaan hutan Kracil dimulai dari sebelah utara rumah Ditotruno dan seberang barat sungai Jiken untuk pemondokan dulu selanjutnya untuk lahan sawah. Gubug-gubug dibuat dari kayu hutan, atap dari pohon rotan. Setelah 10 hari lamanya gubug-gubug ini jadi, rombongan ini pamit untuk pindah ke tempat yang baru. Selanjutnya Karolus melontarkan ide kepada Ditotruno bahwa dukuhan yang baru dibuka ini dinamakan MOJOWARNO
*sambungan dari ....
BAB I
SEKILAS SEJARAH KELUARGA KAROLUS WIRYOGUNO


B.     R. Paing alias Karolus Wiryoguno

Karolus Wiryoguno lahir di Bangkalan pada tahun 1809 dengan nama kecil Paing. Sejak kecil dia telah gemar dengan ilmu kanuragan dan ilmu kebatinan. Hal ini karena pemahaman bahwa kehormatan manusia akan dimiliki apabila dia memiliki ilmu-ilmu tersebut. Sejak pindah ke Surabaya dan Sidoarjo, banyak ilmu sesat yang dia kuasai. 

Tuesday, March 20, 2012

BAB I
SEKILAS SEJARAH KELUARGA KAROLUS WIRYOGUNO


A.     Keluarga Abdurrasid Cokrokusumo alias Kyai Mendhung  

Alkisah keluarga pangeran Abdurrasid Cokrokusumo pada awal abad 19. Pangeran Abdurrasid adalah putera dari Sultan Cokroadiningrat ke II atau Sultan bangkalan ke II dari ibu Ratu Knoko. Karena pergolakan politik kasultanan Bangkalan pada saat itu, maka keluarga Abdurrasid memutuskan keluar dari Madura.